Home » , » Putri Mandalika dan Bau Nyale

Putri Mandalika dan Bau Nyale

Posted by BEREDAR KABAR on Jumat, 04 Desember 2020


BEREDAR KABAR
- Tertulislah kisah tentang sebuah kerajaan di pantai selatan pulau Lombok, bernama Tanjung Bitu (Lombok Tengah) yang dikarunai anak perempuan nan jelita. MANDALIKA namanya. Nama ini kemudian dijadikan nama sirkuit MotoGP. 

Bukan saja cantik wajahnya. Tetapi santun tuturnya, sopan juga lakunya dan dermawan jiwanya. Karena itu, berlomba pangeran dari beberbagai kerajaan berusaha mempersunting sang putri.

Untuk menentukan pilihannya, sang putri bertapa, merenungi keputusan yang harus ditetapkan menyambut pinangan para pangeran.

Setelah melakukan pertapaannya, sang putri meneguhkan pendirian untuk menolak semua lamaran padanya.

Bukan karena bingung menentukan pilihannya. Tetapi karena tidak ingin terjadi permusuhan di antara kerajaan. Lagi pula, jika ia menerima salah satu dari pangeran yang meminangnya, maka akan mengecewakan yang lain. Dia tak tega.

Hasil pertapaannya itu disampaikan Mandalika kepada ayahnya dan Mandalika bermaksud mengundang seluruh pangeran yang pernah melamarnya. Hari yang di tetapkan adalah pada hari ke 20 bulan ke sepuluh kalender Sasak. 

Dalam pertemuan yang disaksikan oleh para pangeran dan utusan kerajaan serta rakyat dari berbagai penjuru kerajaan, sang putri menjelaskan penolakannya sesuai hasil pertapaan yang dilakukan sebelumnya.

Setelah menyampaikan isi hatinya itu, putri Mandalika menuju ke puncak Seger. Lalu menceburkan diri ke laut. Hadirin yang menyaksikan berusaha mencari. Namun sia-sia.

Tak berapa lama, setelah mencebur ke laut, muncul binatang kecil dalam jumlah banyak menyerupai cacing yang panjang. 

Hadirin yang ada mempercayai bahwa cacing tersebut penjelmaan dari putri Mandalika. Oleh warga lokal, cacing itu dinamai NYALE.

Untuk mengenang kisah putri Mandalika, maka setiap bulan Februari hingga Maret (karena hanya pada masa itu NYALE ada di laut) masyarakat Lombok membuat upacara, yang kemudian dikenal dengan BAU NYALE.

Seperti pesan moral yang hendak disampaikan putri Mandalika, bahwa penolakan lamaran pangeran dilakukannya karena ingin seluruh rakyat kerajaan damai, maka dalam upacara Nyale warga Lombok dari pantai Kute, Pantai Seger, Pantai Kaliantan hingga Pantai Tabuan, berkumpul di pantai Seger (tempat putri Mandalika menceburkan diri).

Mereka berharap bisa memperoleh Nyale, jelmaan putri Mandalika. Mereka datang membawa jaring. Bahkan ada yang berenang ke laut luar untuk mendapatkan "Putri Madalika".

catatan:
siapa nama raja ayahnya putri Mandalika, jangan tanya saya karena saya tidak tahu menahu🙏

Thanks for reading & sharing BEREDAR KABAR

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar anda?